Karya
ilmiah tentang :
NARKOBA DI DALAM KEHIDUPAN REMAJA KHUSUSNYA PARA
PELAJAR DI SMA N 1 SOLOK SELATAN

Disusun
oleh:
PUTRA EVANS PRATAMA
Kls:
XII
A2
SMA.N 1SOLOK SELATAN
KATA PENGANTAR
Dengan mengucapkan puja dan puji syukur kehadirat Allah SWT, maka kami bisa menyelesaikan makalah yang berjudul “Bahaya Narkoba ” dan dengan harapan semoga makalah ini bisa bermanfaat dan menjadikan referensi bagi kita sehinga lebih mengenal tentang apa itu narkoba sekaligus bahaya apabila kita mengkonsumsi barang haram itu.
tentunya kita sebagai umat islam tentu tidak akan mau mengosumsi barang haram tersebut , selain itu dampak dari pemakaian narkoba ini sangatlah besar bagi diri kita sendiri baik bagi orang lain
Tentunya dalam pembuatan makalah ini penulis
mengkui bahwa makalah ini belum sempurna maka penulis mengharapkan saran dan
kritikan yang membangun demi sempurna nya karya ilmiah ini
21 april 2013
Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
B. Pembatasan Masalah
C. Rumusan Masalah
D. Tujuan Penulisan
E. Manfaat Penulisan
F. Metode Pengumpulan Data
B. Pembatasan Masalah
C. Rumusan Masalah
D. Tujuan Penulisan
E. Manfaat Penulisan
F. Metode Pengumpulan Data
BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian Narkotika atau Narkoba
B. Jenis – jenis Narkotika atau Narkoba yang biasa menjerumuskan siswa SMS N 1 SOLOK SELATAN :
1. heroin
2. opium
A. Pengertian Narkotika atau Narkoba
B. Jenis – jenis Narkotika atau Narkoba yang biasa menjerumuskan siswa SMS N 1 SOLOK SELATAN :
1. heroin
2. opium
3. kokain
4. cannabis
5. amfetamin
6. Ecstasy atau MDMA
4. cannabis
5. amfetamin
6. Ecstasy atau MDMA
7.halusinogen
8.nikotin atau tembakau
9.pelarut , penghirup dan zat volatile
10.alkohol
11.benzodiazepin
12.steroid anabolic
13.metadon
C. Bahaya
narkoba Bagi pelajar SMA N 1 SOLOK SELATAN
D. Bahaya
Narkoba Bagi Remaja
E. Upaya Pencegahan
F. Cara Pengobatan Narkoba
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan
B. Saran
DAFTAR PUSTAKA
E. Upaya Pencegahan
F. Cara Pengobatan Narkoba
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan
B. Saran
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Masalah
Dikalangan para siswa, terutama bagi mereka yang secara formal berada dibangku SMA khususnya di SMA N 1 SOLOK SELATAN. Umumnya penggunaan pertama narkoba diawali pada anak usia sekolah dasar atau SMP/MTs. Hal ini terjadi biasanya karena penawaran, bujukan, atau tekanan seseoorang atau sekelompok orang kepadanya, misalnya oleh kawan sebayanya. Didorong rasa ingin tahu, ingin memcoba, atau ingin memakai, seseorsang mau menerima tawaran itu. Selanjutnya, tidak sulit baginya untuk menerima tawaran berikutnya.
B.
Pembatasan
Masalah
Melihat dari latar belakang masalah serta memahami pembahasannya maka penulis dapat memberikan batasan-batasan pada :
1. Pengertian Narkotika/Narkoba
2. Jenis-jenis Narkotika/Narkoba
3. Cara Pengobatan Narkoba
C. Rumusan Masalah
Masalah yang dibahas dalam penulisan
makalah ini adalah :
1. Bagaimana Pengertian Narkotika/Narkoba?
2. Bagaimana Jenis-jenis Narkotika/Narkoba?
3. Bagaimana Cara Pengobatan Narkoba?
1. Bagaimana Pengertian Narkotika/Narkoba?
2. Bagaimana Jenis-jenis Narkotika/Narkoba?
3. Bagaimana Cara Pengobatan Narkoba?
D. Tujuan Penulisan
Tujuan
daripada penulisan makalah ini adalah :
1. Mengetahui Pengertian Narkotika/Narkoba
2. Mengetahui Jenis-jenis Narkotika/Narkoba
3. Mengetahui Cara Pengobatan Narkoba
1. Mengetahui Pengertian Narkotika/Narkoba
2. Mengetahui Jenis-jenis Narkotika/Narkoba
3. Mengetahui Cara Pengobatan Narkoba
D. Manfaat Penulisan
Hasil dari penulisan ini diharapkan dapat
memberikan manfaat kepada semua pihak, khususnya kepada siswa untuk tidak
menggunakan Narkotika/Narkoba. Manfaat lain dari penulisan makalah ini adalah
dengan adanya penulisan makalah ini diharapkan dapat dijadikan acuan didalam
kehidupan sehari-hari.
E. Metode Pengumpulan Data
Data penulisan makalah ini diperoleh dari
buku yang berjudul Menangkal Narkoba dan Kekerasan, Majalah Remaja Selain itu,
tim penulis juga memperoleh data dari internet
BAB II
PEMBAHASAN
PEMBAHASAN
A. Pengeritan Narkotika/Narkoba
Narkotika/ Narkoba merupakan singkatan dari
Narkotika dan Obat/Bahan berbahaya yang telah populer beredar dimasyarakat
perkotaan maupun di pedesaan, termasuk bagi aparat hukum. Sebenarnya dahulu
kala masyarakat juga mengenal istilah madat sebagai sebutan untuk candu atau
opium, suatu golongan narkotika yang berasal dari getah kuncup bunga tanaman
Poppy yang banyak tumbuh di sekitar Thailand, Myanmar dan Laos (The Golden
Triangle) maupun di Pakistan dan Afganistan.
Selain Narkoba, istilah lain yang diperkenalkan khususnya oleh Departemen Kesehatan RI adalah NAPZA yaitu singkatan dari Narkotika, Pasikotropika dan Zat adiktif lainnya. Semua istilah ini sebenarnya mengacu pada sekelompok zat yang umumnya mempunyai risiko yang oleh masyarakat disebut berbahaya yaitu kecanduan (adiksi).
Narkoba atau NAPZA merupakan bahan/zat yang bila masuk ke dalam tubuh akan mempengaruhi tubuh terutama susunan syaraf pusat/otak sehingga bilamana disalahgunakan akan menyebabkan gangguan fisik, psikis/jiwa dan fungsi sosial. Karena itu Pemerintah memberlakukan Undang-Undang untuk penyalahgunaan narkoba yaitu UU No.5 tahun 1997 tentang Psikotropika dan UU No.22 tahun 1997 tentang Narkotika.
Golongan Psikotropika adalah zat atau obat baik alami maupun sintetis namun bukan Narkotika yang berkhasiat aktif terhadap kejiwaan (psikoaktif) melalui pengaruhnya pada susunan syaraf pusat sehingga menimbulkan perubahaan tertentu pada aktivitas mental dan perilaku.
Narkotika adalah zat atau obat yang berasal dari tanaman atau bukan tanaman baik sintetis maupun semisintetis yang akan menyebabkan perubahan kesadaran, mengurangi sampai menghilangkan rasa sakit dan dapat menimbulkan ketergantungan (adiksi).
Selain Narkoba, istilah lain yang diperkenalkan khususnya oleh Departemen Kesehatan RI adalah NAPZA yaitu singkatan dari Narkotika, Pasikotropika dan Zat adiktif lainnya. Semua istilah ini sebenarnya mengacu pada sekelompok zat yang umumnya mempunyai risiko yang oleh masyarakat disebut berbahaya yaitu kecanduan (adiksi).
Narkoba atau NAPZA merupakan bahan/zat yang bila masuk ke dalam tubuh akan mempengaruhi tubuh terutama susunan syaraf pusat/otak sehingga bilamana disalahgunakan akan menyebabkan gangguan fisik, psikis/jiwa dan fungsi sosial. Karena itu Pemerintah memberlakukan Undang-Undang untuk penyalahgunaan narkoba yaitu UU No.5 tahun 1997 tentang Psikotropika dan UU No.22 tahun 1997 tentang Narkotika.
Golongan Psikotropika adalah zat atau obat baik alami maupun sintetis namun bukan Narkotika yang berkhasiat aktif terhadap kejiwaan (psikoaktif) melalui pengaruhnya pada susunan syaraf pusat sehingga menimbulkan perubahaan tertentu pada aktivitas mental dan perilaku.
Narkotika adalah zat atau obat yang berasal dari tanaman atau bukan tanaman baik sintetis maupun semisintetis yang akan menyebabkan perubahan kesadaran, mengurangi sampai menghilangkan rasa sakit dan dapat menimbulkan ketergantungan (adiksi).
B. Jenis-Jenis Narkotika/Narkoba yang dapat beredar
di SMA N 1 SOLOK SELATAN
Jenis Narkotika yang sering disalahgunakan
adalah morfin, heroin (putauw), petidin, termasuk ganja atau kanabis,
mariyuana, hashis dan kokain.
Sedangkan jenis Psikotropika yang sering disalahgunakan adalah amfetamin, ekstasi, shabu, obat penenang seperti mogadon, rohypnol, dumolid, lexotan, pil koplo, BK, termasuk LSD, Mushroom.
Zat adiktif lainnya disini adalah bahan/zat bukan Narkotika & Psikotropika seperti alkohol/etanol atau metanol, tembakau, gas yang dihirup (inhalansia) maupun zat pelarut (solven).
Sering kali pemakaian rokok dan alkohol terutama pada kelompok remaja (usia 14-20 tahun) harus diwaspadai orangtua karena umumnya pemakaian kedua zat tersebut cenderung menjadi pintu masuk penyalahgunaan Narkoba lain yang lebih berbahaya (Putauw).
Sedangkan jenis Psikotropika yang sering disalahgunakan adalah amfetamin, ekstasi, shabu, obat penenang seperti mogadon, rohypnol, dumolid, lexotan, pil koplo, BK, termasuk LSD, Mushroom.
Zat adiktif lainnya disini adalah bahan/zat bukan Narkotika & Psikotropika seperti alkohol/etanol atau metanol, tembakau, gas yang dihirup (inhalansia) maupun zat pelarut (solven).
Sering kali pemakaian rokok dan alkohol terutama pada kelompok remaja (usia 14-20 tahun) harus diwaspadai orangtua karena umumnya pemakaian kedua zat tersebut cenderung menjadi pintu masuk penyalahgunaan Narkoba lain yang lebih berbahaya (Putauw).
Narkoba
dan Dampaknya
1.
Heroin--Sifat dan Dampaknya
Pertama
kali ditemukan oleh ahli kimia Inggris pada 1974, heroin atau diasetilmorfin
adalah ikatan unsur aktif opium, yaitu morfin (yang diambil dari bunga opium),
dengan asam industri umum, anhidra asetat. Pada akhir abad ke-19, heroin dibuat
secara besar-besaran sebagai penawar rasa sakit berspektrum luas. Heroin dahulu
dianggap sebagai pengganti morfin yang "aman dan tidak adiktif".
Menyebabkan
kecanduan fisik yang tinggi dan ketergantungan psikologis jangka panjang.
Dipakai
dengan cara disuntikkan, diendus atau dihisap.
Tergantung
pada ketersediaan dan keuangan pengguna, narkoba ini biasanya disuntikkan
kurang-lebih tiga kali sehari (setiap delapan jam).
Efeknya
bertahan tiga hingga enam jam.
Perilaku
yang umum setelah memakai heroin, antara lain rasa euforia dan kantuk yang
sangat segera setelah disuntikkan, lesu, wajah yang memelas dan mungkin juga
berjalan dengan kaki diseret.
Gejala
putus zat akut dimulai dalam 8-12 jam setelah dosis terakhir.
Gejala
putus zat umumnya tidak berbahaya tetapi dapat sangat menyakitkan. Gejala bisa
termasuk ketidaknyamanan pada perut, kram otot, dan gejala seperti flu. Gejala
putus zat dapat begitu parah sehingga waktu pengguna memperoleh heroin, mereka
akan menyuntikkannya secepat mungkin, kadang
kala tanpa memperhatikan risiko
terinfeksi HIV, serta hepatitis B dan C.
Masalah kesehatan yang terkait dengan
penggunaan heroin suntikan jangka panjang bisa termasuk pembuluh darah yang
mengempis, abses, tetanus, HIV/AIDS, hepatitis B dan C, penyakit jantung, dada
dan paru, serta sembelit. Overdosis
dapat terjadi dengan atau tanpa penggunaan jangka panjang.
2.
Opium--Sifat dan Dampaknya
Satu-satunya
sumber opium adalah poppy opium (Papaver somniferum).
Efek
psikologis dan penyembuhan opium diketahui kurang-lebih 4.000 tahun.
Dengan
menoreh kepala bunga poppy, petani dapat menyadap getah lengket berwarna coklat
dari ubi-ubian berbentuk telur. Getah opium mentah mengandung 7-15 persen
morfin, yang dengan mudah dapat diendapkan dari getah poppy hanya dengan
mendidihkannya. Opium mentah mempunyai bau khas yang kuat dan pedas.
Reseptor
opiat dalam otak menimbulkan kecanduan fisiologis yang tinggi dan
ketergantungan psikologis bertahan lama. Penggunaan secara biasa meningkatkan
toleransi dan kebutuhan akan semakin banyak narkoba itu.
Penggunaan opium di negara Barat menurun
secara bermakna tetapi opium masih dipakai secara luas di antara minoritas
etnis di daerah pegunungan di Cina, Laos, Kamboja, Myanmar, Thailand dan
Vietnam, untuk maksud rekreasional maupun medis.
Opium dapat membuat euforia yang hebat,
rasa nyaman yang meningkat, daya khayal dan berbicara lebih tinggi. Segera
setelah dipakai, pernapasan diperlambat, daya khayal menurun dan proses pikiran
menjadi kacau. Kelesuan,
persantaian dan tidur mendalam biasanya mengikutinya.
Biasanya
dihisap tetapi dapat dikunyah atau dimasak dengan makanan. Terutama di negara
asalnya, opium diminum seperti teh.
Pipa
opium mempunyai gagang tebal dan panjang dengan kepala mangkok di ujungnya.
'Butir' opium ditaruh di mangkok, dipanaskan dan asapnya dihisap.
Endapan
atau sisa-sisa yang ditinggalkan di dalam peralatan hisap mengandung hingga
delapan persen morfin, dan ini sering dipakai kembali, disebut sebagai opium
air hitam. Bentuk opium ini masih populer terutama di Vietnam dan Kamboja.
Menghisap
opium mengarahkan unsur aktifnya pada aliran darah lebih cepat, melalui
paru-paru, sehingga sampai ke otak dalam waktu kurang-lebih tujuh detik.
Penggunaan
jangka panjang mengakibatkan penurunan dalam kemampuan mental dan fisik, serta
kehilangan nafsu makan dan berat badan.
Gejala
putus zat, serupa dengan yang diakibatkan heroin, termasuk kegelisahan, lekas
marah, keresahan, tak bisa tidur, dan sakit perut dan otot.
3.
Kokain--Sifat dan Dampaknya
Penduduk
Amerika Selatan memiliki sejarah ribuan tahun mengunyah daun koka akan tetapi
itu hanya diketahui oleh orang-orang Eropa sejak abad ke-19. Daun koka
mempengaruhi beberapa sistem neuropemancar dalam otak dan giat pada beberapa
bagian anatomis pada susunan saraf pusat.
Kokain dibuat secara kimia dengan
mengelola dan mengerjakan tumbuhan koka yang mengubah daunnya menjadi pasta
koka. Pasta tersebut diproses dengan air keras (asam hidroklorik) untuk
menghilangkan kotoran dan menghasilkan kokain hidroklorid dalam bentuk kristal
yang putih.
Kokain
adalah obat perangsang yang paling manjur.
Jika
daun koka dikunyah atau dimasak menjadi teh yang diminum, kokain sebenarnya
dianggap tidak berbahaya akan tetapi itu jarang tersedia dalam bentuk seperti
ini selain di Amerika Selatan.
Ada pertentangan antara yang berwenang
dan para peneliti mengenai sifat adiktif kokain. Walaupun beberapa menyatakan
bahwa kokain menimbulkan risiko tinggi terhadap pengembangan ketergantungan
fisik dan fisiologis, banyak peneliti mengesankan bahwa kokain tidak membuat
ketergantungan fisik.
Cara memakai kokain dapat termasuk
diendus lewat pernapasan dalam rongga (efek serangan dimulai setelah 2-4
menit); menghisap atau "freebasing" (membakar kristal dan
menghisap asapnya; efek serangan dimulai setelah 10-15 detik); dan menyuntik
(efek serangan dimulai setelah 15-20 detik).
Efek kokain tahan 10-40 menit tergantung
pada kemurnian dan cara pemakaiannya.
Perilaku yang lazim selama di bawah
pengaruh kokain dapat termasuk hiperaktif, keriangan, dan bertenaga, ketajaman
perhatian, percaya diri dan kegiatan seksual yang meningkat. Pengguna juga
dapat berperilaku tidak berpendirian tetap, merasa tidak terkalahkan dan
menjadi agresif dan suka bertengkar.
Kondisi yang dapat mematikan dapat
terjadi dari kepekaan yang tinggi terhadap kokain atau overdosis secara
besar-besaran.
Beberapa jam setelah pemakaian terakhir,
rasa pergolakan dan depresi dapat terjadi.
Ada risiko tinggi terhadap penularan HIV
melalui suntikan berulang yang memakai peralatan suntik bergantian, dan melalui
sanggama secara lama yang tidak dilindungi kondom.
4.
Cannabis--Sifat dan Dampaknya
Cannabis
adalah hasil psikotropik dari tanaman Cannabis sativa. Tanaman
tersebut dianggap telah dipakai ribuan tahun yang lalu untuk alasan medis,
keagamaan dan sosial. Tangkai tanaman tersebut (bentuk cannabis yang tidak
manjur) dipakai untuk membuat tali rami, senar, kertas, tekstil dan pakaian.
Ada tanaman cannabis jantan dan betina.
Kepekatan bahan kimia psikoaktif, tetrahidrokanabinol atau THC yang tertinggi
ditemukan pada pucuk bunga tanaman betina.
Narkoba ini dipakai secara luas dengan
kemungkinan dampak buruk relatif rendah dibanding dengan heroin, alkohol dan
tembakau.
Ada beda pendapat antara para ahli
mengenai kemampuan cannabis menimbulkan ketergantungan fisik. Ketergantungan fisik dapat berhubungan
dengan seringnya memakai cannabis.
Ada
tiga bentuk cannabis: mariyuana, hasyis (hashish) dan minyak hasyis.
Mariyuana adalah daun dan bunga kering pada tanaman cannabis dan umumnya
dampaknya paling ringan di antara ketiga bentuk cannabis. Hasyis membentuk
lapisan minyak kental pada bunga bagian atas yang diambil dan dicetak sebagai
gumpalan dari damar kering. Kepekatan THC hasyis lebih tinggi sehingga
mengakibatkan efek yang hebat. Minyak hasyis adalah hasil penyulingan damar
tanaman cannabis dan adalah yang terkuat dari semua jenis cannabis.
Mariyuana
biasanya dihisap dalam rokok yang digulung dengan tangan, atau memakai pipa.
Jenis pekat yaitu hasyis, atau minyak hasyis, sering dihisap dengan rokok biasa
atau dimasukkan ke dalam bahan makanan seperti kue atau biskuit dan dimakan.
Dampaknya
berbeda-beda akibat beberapa faktor yang terkait dengan sifat pengguna, cara
penggunaan, jenis cannabis dan kekerapan serta waktu cannabis dipakai. Beberapa
efek dapat termasuk euforia, santai, keringanan stres dan rasa sakit, nafsu
makan bertambah, perusakan pada kemampuan bergerak, kebingungan, hilangnya
konsentrasi serta motivasi berkurang.
Efek
yang didapat biasanya mencapai puncaknya dalam waktu 30 menit dan dapat
bertahan selama tiga jam.
Gejala
putus zat setelah penggunaan jangka panjang dapat termasuk sakit kepala,
kegelisahan, depresi, dan gangguan tidur.
Seperti
hasil pembakaran lainnya, cannabis mengandung zat yang mengakibatkan kanker,
tar dan karbon monoksida. Ini dapat mengakibatkan penyakit pernapasan, efek
kardiovaskular serta kanker. Sebatang rokok cannabis mengandung sejumlah tar
dan zat beracun lainnya serupa dengan 14-16 batang rokok filter.
5.
Amfetamin--Sifat dan Dampaknya
Amfetamin
pertama dibuat di Jerman pada akhir abad ke-19 tetapi baru dipatenkan pada
1930-an. Pada 1940-an amfetamin mulai dipakai sebagai terapeutik untuk berbagai
macam kondisi medis seperti ayan, depresi dan untuk anak yang hiperkinetik.
Setelah Perang Dunia II, amfetamin dipromosikan secara luas.
Amfetamin
bersifat menimbulkan rangsangan, serupa dengan adrenalin, suatu hormon yang
merangsang kegiatan susunan saraf pusat dan meningkatkan kinerja otak.
Amfetamin
tersedia dalam beberapa bentuk dan jika dibuat secara ilegal dapat berupa
serbuk, tablet, kapsul atau cairan.
Dipakai
dengan cara ditelan, disuntikkan, dihirup melalui hidung dan dihisap seperti
rokok jika berbentuk metamfetamin hidroklorid.
Umumnya
amfetamin yang dibuat secara ilegal adalah dalam bentuk metamfetamin. Bahan
dasar yang paling umum untuk membuat metamfetamin adalah efedrin, suatu zat
yang legal, mudah diperoleh dalam bentuk tablet atau kapsul dan dijual sebagai
decongestant.
Mengobati
diri sendiri dengan amfetamin adalah umum di antara sopir truk, pelajar,
nelayan, dan pengusaha untuk bertahan dari kelelahan. Penggunaan amfetamin
memungkinkan mereka bekerja berhari-hari dengan sedikit tidur dan makan.
Efek amfetamin biasanya hilang setelah
3-6 jam dan pemakai dapat secara tiba-tiba menjadi lelah, suka marah, murung
dan tidak bisa konsentrasi. Efek metamfetamin (ice) ketika dihisap dapat
bertahan antara 2-16 jam tergantung dari jumlah yang dipakai.
Efek amfetamin berbeda-beda dan
tergantung pada dosis, cara pemakaian, orang itu sendiri, dan keadaan saat
amfetamin dipakai.
Dosis yang ringan dapat menghasilkan
perasaan euforia, peningkatan kewaspadaan, peningkatan tenaga dan kegiatan,
mengurangi nafsu makan dan kepercayaan diri. Penggunaan jangka panjang dapat
mengakibatkan malanutrisi, kelelahan, depresi dan psikosis. Kematian yang
diakibatkan penggunaan obat perangsang jarang terjadi tetapi lebih mungkin jika
amfetamin disuntikkan.
Toleransi dapat menyebabkan seorang
pengguna jangka panjang membutuhkan 20 kali dosis awal untuk memperoleh efek
yang sama.
Terkenal dapat memudahkan interaksi
sosial dan seksual, yang berakibat terhadap risiko potensial HIV akibat
seksualitas yang meningkat tetapi tidak disertai dengan kebiasaan seks aman.
Gejala putus zat pada periode awal dapat
termasuk kelelahan yang akut, dan untuk pemakai tetap, itu dapat diikuti dengan
sifat lekas marah, kelesuan, depresi yang dalam, serangan kegelisahan dan
ketagihan yang hilang-timbul.
6.
Ecstasy atau MDMA--Sifat dan Dampaknya
Sekalipun pertama kali dipatenkan di
Jerman pada 1914 untuk menekan nafsu makan, zat ini tidak pernah dipasarkan.
Pada 1970-an ecstasy digunakan oleh para psikiater di AS sebagai zat penolong
yang berharga dan aman untuk konseling dan terapi, hingga akhirnya dilarang
pada pertengahan 1980-an. Pada 1990-an ecstasy umumnya dihubungkan dengan pesta
dansa dan kegiatan sosial lainnya.
Terkait erat dengan amfetamin dan
halusinogen, ecstasy sering kali digambarkan sebagai narkoba psikedelik dengan
sifat merangsang.
Berbentuk
tablet (yang paling umum terlihat), kapsul dan bubuk.
Cara
pemakaian yang paling disukai adalah dengan menelannya meskipun ada laporan
mengenai orang yang mencoba-coba menyuntik atau menghirup ecstasy.
Dampak
ecstasy yang ditelan mulai terasa setelah 30-60 menit dan dapat bertahan selama
beberapa jam.
Dampak
langsung dapat berupa terlalu aktif (rush) hingga euforia, diikuti oleh
perasaan tenang dan peningkatan kesadaran akan hawa nafsu. Rasa segan
menghilang, ada peningkatan pada rasa harga diri dan percaya diri, dan
peningkatan kepercayaan serta hubungan antara teman dapat terjadi. Efek
merugikan dapat termasuk mulut dan tenggorokan kering, rahang kaku terkunci,
peningkatan kecepatan denyut jantung dan tekanan darah.
Overdosis
dapat terjadi akibat tekanan darah yang sangat tinggi, serta peningkatan denyut
jantung dan suhu tubuh. Kematian dilaporkan akibat cairan dalam tubuh yang
tidak seimbang karena dehidrasi atau kelebihan air.
'High'
dapat diikuti kelelahan, kegelisahan dan depresi yang dapat bertahan beberapa
hari.
Daya
tahan (toleransi) dapat dikembangkan dengan penggunaan ecstasy yang
terus-menerus dan ada kesan bahwa ketergantungan dapat terjadi. Sedikit
diketahui mengenai efek ecstasy jangka panjang tetapi dikesankan bahwa ecstasy
dapat merusak beberapa macam sel otak.
7.
Halusinogen--Sifat dan Dampaknya
Pertama kali dibuat secara sintetis pada
1940-an untuk menghilangkan hambatan yang merintangi pada kasus kejiwaan.
Halusinogen yang diperoleh dari tumbuh-tumbuhan, seperti kaktus peyote, telah
dipakai golongan pribumi Meksiko selama beberapa ratus tahun untuk kegiatan
keagamaan dan hiburan.
Halusinogen juga dikenal sebagai
psikedelik, bertindak pada susunan saraf pusat untuk membuat perubahan yang
bermakna dan sering radikal pada keadaan kesadaran pengguna; juga dapat
mengacaukan perasaan kenyataan, waktu dan emosi para pengguna.
Lysergic acid diethylamide (LSD) adalah
halusinogen yang paling terkenal. Ini adalah narkoba sintetis yang disarikan
dari jamur kering (dikenal sebagai ergot) yang tumbuh pada rumput gandum.
Proses pembuatan LSD dari bahan baku membutuhkan pengetahuan dan keahlian
teknik yang tinggi.
LSD adalah cairan tawar, yang tidak
berwarna dan tidak berbau yang sering diserap ke dalam zat apa saja yang cocok
seperti kertas pengisap dan gula blok, atau dapat dipadukan dalam tablet,
kapsul atau kadang-kadang gula-gula. Bentuk LSD yang paling populer adalah
kertas pengisap yang terbagi menjadi persegi dan dipakai dengan cara ditelan.
Tak serupa dengan narkoba lain, pengguna LSD mendapat sedikit gagasan apa yang
mereka pakai dan efeknya dapat berubah-ubah dari orang ke orang, dari peristiwa
ke peristiwa dan dari dosis ke dosis.
Efeknya dapat mulai dalam satu jam
setelah memakai dosis, bertambah antara 2-8 jam dan berangsur hilang secara
perlahan-lahan setelah kurang-lebih 12 jam.
Untuk banyak pengguna LSD efeknya dapat
menjadi nikmat yang luar biasa, sangat tenang dan mendorong perasaan nyaman.
Sering kali ada perubahan pada persepsi, pada penglihatan, suara, penciuman,
perasaan dan tempat. Efek negatif LSD dapat termasuk hilangnya kendali emosi, disorientasi,
depresi, kepeningan, perasaan panik yang akut dan perasaan tak terkalahkan,
yang dapat mengakibatkan pengguna menempatkan diri dalam bahaya fisik.
Penggunaan jangka panjang dapat
mengakibatkan sorot-balik pada efek halusinogenik, yang dapat terjadi
berhari-hari, berminggu-minggu atau bahkan berbulan-bulan setelah memakai LSD.
Tidak ada bukti adanya ketergantungan
fisik dan tidak ada gejala putus zat yang telah diamati bahkan setelah dipakai
secara berkesinambungan. Namun,
ketergantungan kejiwaan dapat terjadi.
Toleransi
terhadap LSD dapat berkembang dengan cepat tetapi toleransi juga dapat hilang
setelah 5-6 hari bila tidak tetap dipakai.
Halusinogen
lain termasuk meskalin (tanaman alami yang berasal dari kaktus peyote), pala,
jamur-jamur tertentu (yang mengandung zat psilosin dan psilosibin),
dimetiltriptamin (DPT), fensiklidin (PCP) dan ketamin hidroklorid.
8.
Nikotin/Tembakau--Sifat dan Dampaknya
Dikenal dan telah dipakai oleh penduduk
asli Amerika pada upacara keagamaan dan peristiwa sosial seribu tahun lalu.
Dikenal di Eropa pada abad ke-17, nikotin telah dipakai untuk maksud hiburan
dan pengobatan. Pemakaian tembakau diperluas dengan diperkenalkannya jenis
tembakau yang lebih ringan, mesin penggulung rokok otomatis, kampanye iklan secara
besar-besaran dan ketika pemerintah melihat ini sebagai sumber pajak.
Nikotin, terdapat di tembakau, adalah
salah satu zat yang paling adiktif yang dikenal. Nikotin adalah perangsang
susunan saraf pusat (SSP) yang mengganggu keseimbangan neuropemancar. Ketergantungan
fisik pada nikotin dan yang lebih penting, ketergantungan psikologis pada
rokok, berkembang dengan cepat.
Menghisap tembakau menghasilkan efek
nikotin pada SSP dalam waktu kurang-lebih sepuluh detik. Jika tembakau
dikunyah, efek pada SSP dialami dalam waktu 3-5 menit.
Efek nikotin ketika tembakau dipakai
dengan cara menghisap, mengunyah atau menghirup tembakau sedotan, menyebabkan
penyempitan pembuluh darah, peningkatan denyut jantung dan tekanan darah, nafsu
makan berkurang, menimbulkan emfisema ringan, sebagian menghilangkan perasaan
citarasa dan penciuman serta memerihkan paru. Penggunaan tembakau jangka
panjang dapat menyebabkan kerusakan pada paru-paru, jantung dan pembuluh darah,
dan menyebabkan kanker.
Organisasi Kesehatan Dunia (World Health
Organization--WHO) memperkirakan bahwa merokok bertanggung jawab terhadap
kematian satu dari lima orang. Penelitian menunjukkan bahwa lebih dari 50
persen perokok akan meninggal dunia sebelum waktunya sebagai akibat langsung
dari penyakit yang disebabkan tembakau.
Toleransi pada efek nikotin berkembang
dengan cepat, lebih cepat dibanding heroin dan kokain.
Gejala putus zat setelah penggunaan
jangka panjang dapat mengakibatkan sakit kepala, sifat lekas marah yang parah,
ketidakmampuan berkonsentrasi, gelisah dan gangguan tidur. Ketagihan pada
nikotin mungkin bertahan seumur hidup setelah berhenti memakai tembakau.
Untuk yang sangat ketergantungan fisik,
koyo nikotin tersedia sebagai bentuk yang secara relatif tidak berbahaya untuk
menghindari efek asap tembakau yang berbahaya seperti karbon monoksida, tar,
sulang asap dan hasil sambilan tembakau lainnya.
9. Pelarut, Penghirup dan Zat Volatil--Sifat dan Dampaknya
Sejak jaman purbakala manusia telah
menghirup asap wangi-wangian, obat salep dan rempah-rempah yang dibakar sebagai
bagian dari upacara keagamaan mereka. Penyalahgunaan pelarut, seperti yang kita
kenal, muncul pada 1950-an di AS dan sejak itu menjalar ke sebagian besar
dunia.
Tiga jenis utama penghirup adalah pelarut
organik, nitrat volatil dan oksida nitrous.
Beberapa penghirup yang paling umum
termasuk lem, penyemprot aerosol, bahan pengencer cat, produk minyak, cat dasar
krom, spidol.
Menghirup dilakukan melalui mulut atau
hidung. Sering kali produk dapat disemprotkan ke dalam kantong plastik atau
kain lap yang direndam dan kemudian dihirup, atau secara langsung dihirup dari
wadahnya.
Penghirup diserap melalui paru ke dalam
aliran darah, yang kemudian membawa bahan kimia dengan cepat ke otak. Bahan ini melambatkan kegiatan otak dan
susunan saraf pusat.
Efek
yang memabukkan sering bertindak cepat (7-10 detik), hebat dan bertahan singkat
tidak lebih dari 30-60 menit (beberapa penghirup hanya bertahan dua menit).
Efeknya
dapat termasuk kegembiraan, pening, keadaan kelengar, disorientasi dan gangguan
visual tak teratur serta berbicara mencerca. Penggunaan jangka panjang,
terutama produk minyak yang mengandung timbel, dapat mengakibatkan kerusakan
pada otak, hati, ginjal dan terutama paru. Kematian dapat terjadi akibat
berhenti bernapas dan denyut jantung tidak teratur.
Pelarut
organik sering mudah tersedia, murah dan umumnya dipakai oleh orang muda saat
tahun-tahun pertama di sekolah menengah pertama.
10. Alkohol--Sifat
dan Dampaknya
Alkohol
adalah narkoba psikoaktif yang paling umum dipakai di dunia dan paling lama
dikenal. Ada banyak catatan, dalam kepustakaan, keagamaan dan ilmu pengetahuan,
mengenai alkohol, efek dan akibatnya.
Pembuatan alkohol adalah hasil dari
fermentasi. Air dan ragi
bereaksi dengan bermacam-macam gula dan beraneka ragam gandum, sayuran dan
buah-buahan. Narkoba psikoaktif hasilnya adalah etil alkohol.
Sebagai
narkoba depresan, alkohol memperlambat kegiatan susunan saraf pusat dan dalam
dosis rendah dapat menjadikan tenang dengan hambatan dikurangi. Setelah efek
depresan mengambil alih, alkohol dapat memperlambat refleks, menekan pernapasan
dan denyut jantung serta mengacaukan pikiran dan keputusan.
Peminum
berat biasanya mengembangkan toleransinya terhadap alkohol dan butuh minum
lebih banyak lagi agar dapat mengalami efek yang sama.
Kecanduan
alkohol adalah suatu penyakit kronis progresif yang ditandai dengan kurangnya
kendali terhadap meminum alkohol, pengutamaan penggunaan alkohol meskipun
mengakibatkan kerugian dan penolakan. Jika tidak ditanggulangi itu dapat
berakibat fatal. Meskipun pengembangan kecanduan alkohol dapat memakan waktu
bertahun-tahun, masa pemulihannya dapat membutuhkan waktu seumur hidup.
Efek
jangka panjang alkohol terhadap tubuh, setelah meminumnya secara berat selama
waktu yang lama, adalah luas. Ini dapat meliputi tekanan darah tinggi, jantung
yang membesar, sirosis hati, hati membengkak dan sakit, menimbulkan luka memar
di kulit, tukak pada perut dan usus, otot yang lemah, hilang ingatan, hilang
perasaan di kaki dan tangan serta kerusakan pada janin jika sedang hamil.
Masalah perilaku biasanya dikaitkan
dengan alkohol. Beberapa masalah dapat meliputi kekerasan dalam keluarga,
kemangkiran dalam bekerja, celaka saat berkendaraan, permasalahan hukum dan
denda terkait dengan kekerasan serta kesulitan keuangan.
Meminum alkohol secara tetap dapat
berakibat pada ketergantungan psikologis serta fisik.
Seseorang yang ketergantungan fisik akan
menderita gejala putus zat, yang dapat meliputi hilangnya nafsu makan, lekas
marah, kebingungan, susah tidur, kejang-kejang, gemetaran, halusinasi dan
bahkan mendapat serangan yang mematikan.
11. Benzodiazepin--Sifat
dan Dampaknya
Golongan
narkoba sintetis ini telah dikembangkan pada akhir 1940-an dan pada 1950-an
sebagai alternatif untuk barbiturat. Di Barat benzodiazepin mulai dipakai
secara luas untuk kebutuhan klinis pada 1960-an dan 1970-an. Benzodiazepin
dianggap sebagai pembaharuan untuk mengobati kegelisahan dan masalah susah
tidur.
Benzodiazepin adalah istilah kelompok
kimia yang digolongkan sebagai obat penenang (sedative) atau yang
menenangkan (tranquilliser). Golongan obat ini terus diperluas yang
meliputi Temazepam, Diazepam, Nitrazepam, Oksazepam, Klonazepam dan
Flunitrazepam.
Benzodiazepin bergabung dengan bagian sel
urat saraf tertentu dalam otak untuk meningkatkan mekanisme penghalang.
Menyebabkan keadaan tenang, kemunduran tanggapan fisik, mental dan emosional.
Ketika diberikan dalam dosis yang berlebihan, benzodiazepin akan menyebabkan
kantuk.
Benzodiazepin biasanya diberikan dalam
bentuk tablet, kapsul atau cairan. Biasanya ditelan atau disuntikkan. Efek
menenangkan dirasakan setelah kira-kira 45 menit dan beberapa kadar sedasi
dapat bertahan selama 24 jam.
Efek samping yang merugikan dapat
meliputi kelesuan, kebingungan, suasana hati yang berubah-ubah, mual,
kepeningan, mimpi buruk, dan mencerca kemampuan berbicara. Jika diresepkan
secara berlebihan atau disalahgunakan oleh perorangan obat ini dapat mengakibatkan
kegelisahan, lekas marah dan permusuhan. Dicampur dengan obat lain
benzodiazepin dapat mengurangi pertimbangan pada waktu, tempat dan jarak, dan
jika digabungkan dengan alkohol dapat mengakibatkan kematian.
Setelah dosis tinggi diteruskan selama
dua bulan atau dosis rendah dipakai selama setahun atau lebih, gejala putus zat
dapat luar biasa hebat dan lama. Perasaan ketagihan akan obat ini, kegelisahan,
gangguan tidur dan kemungkinan halusinasi dapat terjadi. Gejala putus zat dapat
muncul dan hilang secara tidak teratur dalam siklus 2-10 hari dan dapat
bertahan beberapa bulan setelah penggunaan benzodiazepin dihentika
12. Steroid
Anabolik--Sifat dan Dampaknya
Obat
yang memperkuat prestasi telah tercatat sepanjang sejarah kehidupan manusia. Pada 1920-an, testosteron
(hormon laki-laki) telah dipisahkan dan saat Perang Dunia II obat tersebut
telah diberikan kepada tentara untuk mengatasi kelelahan dan luka-luka. Sejak
1950-an, testosteron dibuat secara sintetis dan penggunaannya segera
dihubungkan dengan prestasi olahraga.
Steroid anabolik termasuk kelompok
persenyawaan sintetis yang secara struktural terkait pada hormon laki-laki
dengan meningkatkan testosteron alami. Membuat kegiatan anabolik (meningkatkan
besarnya otot yang menghasilkan peningkatan kekuatan otot) perpaduan protein
dan kegiatan androgenik (mempertinggi sifat kelamin sekunder).
Steroid anabolik diberikan dengan cara
disuntikkan intravena (ke pembuluh darah) atau intramuskular (pada otot) dan
juga dapat diminum.
Jenis steroid anabolik yang dapat
disuntikkan dirancang untuk bertindak lebih lama daripada yang diminum dan zat
aktifnya dilepaskan berangsur-angsur. Pemberian
dengan cara disuntikkan semakin sering menimbulkan keprihatinan dan berisiko
terhadap HIV, hepatitis B dan C.
Terutama
dipakai untuk meningkatkan pembesaran otot, juga dapat memungkinkan penggunanya
berlatih lebih keras, mempercepat masa pemulihan dan meningkatkan proses
penyembuhan untuk beberapa jenis luka-luka.
Efek
awal dapat meliputi penambahan rasa percaya diri dan kekuatan, peningkatan
motivasi dan antusiasme, penambahan sifat agresif dan gairah seksual. Dosis
yang lebih besar dapat mengakibatkan hilangnya rintangan, kehilangan pandangan
baik dan suasana hati berubah-ubah. Pengguna jangka panjang menjadi suka
bertengkar dan agresif. Penggunaan secara berat jangka panjang dapat
mengakibatkan penyakit jantung, kerusakan hati, kekacauan mental dan kekerasan.
Ketergantungan
fisik dianggap tidak terjadi, tetapi beberapa pengguna menjadi ketergantungan
psikologis, dengan anggapan bahwa prestasi fisik dan prestasi olahraganya akan
menurun jika tidak memakai steroid anabolik.
Gejala putus zat dapat meliputi depresi
berat, insomnia, kelesuan, hilang nafsu makan, sakit kepala dan ketagihan akan
steroid anabolik.
13. Metadon--Sifat
dan Dampaknya
Metadon
pertama dibuat oleh ahli kimia Jerman pada awal abad 20-an dan itu sudah
dipakai secara klinis sejak akhir Perang Dunia I.
Metadon
adalah opiat sintetis yang kuat seperti heroin dan morfin tetapi tanpa efek
sedatif yang kuat. Metadon dapat menggantikan heroin dan secara luas telah
dipakai dalam terapi ketergantungan heroin.
Bentuk
dasar metadon adalah kristal bubuk putih. Biasanya diberikan sebagai campuran
dengan sirop atau sari buah. Metadon juga tersedia dalam bentuk yang dapat
disuntikan. Pengguna diketahui menyuntikkan metadon "sirop", yang sering kali
mengakibatkan masalah kesehatan.
Efeknya mulai terasa dalam satu jam
setelah diminum, dengan efek puncak terasa dalam 4-8 jam. Efek dari metadon
bertahan lebih lama (biasanya hingga 24 jam) dibanding heroin dan oleh karena
itu biasanya metadon diberikan hanya satu kali sehari.
Dosis yang diberikan berbeda untuk orang
yang berbeda dan dari awal terapi, dosis metadon secara berangsur-angsur
ditingkatkan sementara diamati tingkat toleransinya dan untuk menghindari
serangan gejala putus heroin. Setelah pengobatan stabil, dosis harian dapat
berbeda-beda dari 40mg hingga lebih dari 100mg metadon.
Jika dosis yang diberikan terlalu rendah
gejala putus opiat dapat terjadi yang mengakibatkan gejala kram perut, mual dan
muntah-muntah, lekas marah, dan punggung serta tulang sendi sakit. Dosis
metadon yang terlalu tinggi dapat ditunjukkan oleh gejala seperti kantuk,
tertidur, sesak napas dan manik mata mengecil.
Efek samping lain yang dapat terjadi
tetapi tidak terkait dengan tingkat dosis yang diberikan, dapat termasuk
berkeringat, sembelit, otot dan tulang sendi sakit, nafsu seks berkurang,
ketahanan cairan, hilang nafsu makan dan gigi membusuk.
Metadon dapat mengakibatkan ketergantungan
tetapi ini biasanya dianggap tidak parah dibanding ketergantungan heroin dan
morfin dan lebih mudah diobati. Orang dapat melepaskan penggunaan metadon
dengan mengurangi dosisnya secara berangsur-angsur, dengan tidak menentukan
jadwal untuk mencapai tujuan ini, dan berkonsultasi dengan konselor/dokter yang
terlibat dalam program metadon mengenai apa yang harus dilakukan.
Berhenti memakai metadon secara mendadak
tidak diusulkan karena ketidaknyamanan dapat mengakibatkan pasien memakai
heroin lagi secara tetap.
C.
Bahaya Narkoba Bagi Pelajar
khususnya di SMA N 1 SOLOK SELATAN
Di indonesia, pencandu narkoba ini perkembangannya semakin pesat. Para pencandu narkoba itu pada umumnya berusia antara 11 sampai 24 tahun. Artinya usia tersebut ialah usia produktif atau usia pelajar.Pada awalnya, pelajar yang mengonsumsi narkoba biasanya diawali dengan perkenalannya dengan rokok.Karena kebiasaan merokok ini sepertinya sudah menjadi hal yang wajar di kalangan pelajar saat ini. Dari kebiasaan inilah, pergaulan terus meningkat, apalagi ketika pelajar tersebut bergabung ke dalam lingkungan orang-orang yang sudah menjadi pencandu narkoba. Awalnya mencoba, lalu kemudian mengalami ketergantungan.Dampak negatif penyalahgunaan narkoba terhadap anak atau remaja (pelajar-red) adalah
Sebagai berikut :
-Perubahan dalam sikap, perangai dan kepribadian,
-Sering membolos, menurunnya kedisiplinan dan nilai-nilai pelajaran,
-Menjadi mudah tersinggung dan cepat marah,
-Sering menguap, mengantuk, dan malas,
-Tidak memedulikan kesehatan diri,
-Suka mencuri untuk membeli narkoba
Di indonesia, pencandu narkoba ini perkembangannya semakin pesat. Para pencandu narkoba itu pada umumnya berusia antara 11 sampai 24 tahun. Artinya usia tersebut ialah usia produktif atau usia pelajar.Pada awalnya, pelajar yang mengonsumsi narkoba biasanya diawali dengan perkenalannya dengan rokok.Karena kebiasaan merokok ini sepertinya sudah menjadi hal yang wajar di kalangan pelajar saat ini. Dari kebiasaan inilah, pergaulan terus meningkat, apalagi ketika pelajar tersebut bergabung ke dalam lingkungan orang-orang yang sudah menjadi pencandu narkoba. Awalnya mencoba, lalu kemudian mengalami ketergantungan.Dampak negatif penyalahgunaan narkoba terhadap anak atau remaja (pelajar-red) adalah
Sebagai berikut :
-Perubahan dalam sikap, perangai dan kepribadian,
-Sering membolos, menurunnya kedisiplinan dan nilai-nilai pelajaran,
-Menjadi mudah tersinggung dan cepat marah,
-Sering menguap, mengantuk, dan malas,
-Tidak memedulikan kesehatan diri,
-Suka mencuri untuk membeli narkoba
-Memiliki
sifat yang suka menyendiri
-Dapat
menimbulkan kecanduan
-Terganggunya
system saraf , akibat nya siswa menjadi malas belajar , dan dia hanya ingin
mengosumsi barang haeam tersebut
-Dapat mengganggu organ tubuh
-menurunya kemampuan berfikir
D. Bahaya
Narkoba Bagi Remaja yang
Penyalahgunaan narkotika dan obat-obatan
terlarang di kalangan generasi muda dewasa ini kian meningkat Maraknya
penyimpangan perilaku generasi muda tersebut, dapat membahayakan
keberlangsungan hidup bangsa ini di kemudian hari.Karena pemuda sebagai
generasi yang diharapkan menjadi penerus bangsa,semakin hari semakin rapuh
digerogoti zat-zat adiktif penghancur syaraf. Sehingga pemuda tersebut tidak
dapat berpikir jernih. Akibatnya, generasi harapan bangsa yang tangguh dan
cerdas hanya akan tinggal kenangan.Sasaran dari penyebaran narkoba ini adalah
kaum muda atau remaja. Kalau dirata-ratakan, usia sasaran narkoba ini adalah
usia pelajar, yaitu berkisar umur 11 sampai 24 tahun. Hal tersebut
mengindikasikan bahwa bahaya narkoba sewaktu-waktu dapat mengincar
anak didik kita kapan saja.
Narkoba adalah singkatan dari narkotika dan obat-obatan terlarang.
Sementara nafza merupakan singkatan dari narkotika, alkohol, dan zat adiktif lainnya (obat-obat terlarang, berbahaya yang mengakibatkan seseorang mempunyai ketergantungan terhadap obat-obat tersebut). Kedua istilah tersebut sering digunakan untuk istilah yang sama, meskipun istilah nafza lebih luas lingkupnya.
Narkotika berasal dari tiga jenis tanaman, yaitu
anak didik kita kapan saja.
Narkoba adalah singkatan dari narkotika dan obat-obatan terlarang.
Sementara nafza merupakan singkatan dari narkotika, alkohol, dan zat adiktif lainnya (obat-obat terlarang, berbahaya yang mengakibatkan seseorang mempunyai ketergantungan terhadap obat-obat tersebut). Kedua istilah tersebut sering digunakan untuk istilah yang sama, meskipun istilah nafza lebih luas lingkupnya.
Narkotika berasal dari tiga jenis tanaman, yaitu
(1)
candu,
(2)
ganja, dan
(3)
koka
.Ketergantungan obat dapat diartikan sebagai keadaan yang mendorong seseorang untuk mengonsumsi obat-obat terlarang secara berulang-ulang atau berkesinambungan.
Apabila tidak melakukannya dia merasa ketagihan (sakau) yang mengakibatkan perasaan tidak nyaman bahkan perasaan sakit yang sangat pada tubuh.
.Ketergantungan obat dapat diartikan sebagai keadaan yang mendorong seseorang untuk mengonsumsi obat-obat terlarang secara berulang-ulang atau berkesinambungan.
Apabila tidak melakukannya dia merasa ketagihan (sakau) yang mengakibatkan perasaan tidak nyaman bahkan perasaan sakit yang sangat pada tubuh.
Faktor-faktor remaja ikut menggunakan narkoba
:
A.Lingkungan Sosial
1. Motif ingin tahu
Di masa remaja, seseorang lazim mempunyai sifat selalu ingin tahu segala sesuatu dan ingin mencoba sesuatu yang belum atau kurang diketahui dampak negatifnya. Bentuk rasa ingin tahu dan ingin mencoba itu misalnya dengan mengenal narkotika, psykotropika maupun minuman keras atau bahan berbahaya lainnya.
Di masa remaja, seseorang lazim mempunyai sifat selalu ingin tahu segala sesuatu dan ingin mencoba sesuatu yang belum atau kurang diketahui dampak negatifnya. Bentuk rasa ingin tahu dan ingin mencoba itu misalnya dengan mengenal narkotika, psykotropika maupun minuman keras atau bahan berbahaya lainnya.
2. Kesempatan
Kesibukan kedua orang tua maupun keluarga dengan kegiatannya masing-masing, atau dampak perpecahan rumahtangga akibat broken home, serta kurangnya kasih sayang merupakan celah kesempatan para remaja mencari pelarian dengan cara menyalahgunakan narkotika, psykotropika maupun minuman keras atau bahan/obat berbahaya.
3. Sarana dan prasana
Ungkapan rasa kasih sayang orangtua terhadap putra-putrinya seperti memberikan fasilitas dan uang yang berlebihan, bisa jadi pemicu penyalah-gunakan uang saku untuk membeli Narkotika untuk memuaskan segala keingintahuan dirinya . Biasanya, para remaja mengawalinya dengan merasakan minuman keras, Baru kemudian mencoba-coba narkotika dan obat terlarang psykotrropika.
B. Kepribadian
1. Rendah diri
Perasaan rendah diri di dalam pergaulan bermasyarakat, seperti di lingkungan sekolah, tempat kerja, dan sebagainya sehingga tdk dapat mengatasi perasaan itu, remaja berusaha untuk menutupi kekurangannya agar dapat menunjukan eksistensi dirinya, melakukannya dengan cara menyalahgunakan narkotika, psykotropika maupun minuman keras sehingga dapat merasakan memperoleh apa-apa yang diangan-angankan antara lain lebih aktif, lebih berani dsb.
Perasaan rendah diri di dalam pergaulan bermasyarakat, seperti di lingkungan sekolah, tempat kerja, dan sebagainya sehingga tdk dapat mengatasi perasaan itu, remaja berusaha untuk menutupi kekurangannya agar dapat menunjukan eksistensi dirinya, melakukannya dengan cara menyalahgunakan narkotika, psykotropika maupun minuman keras sehingga dapat merasakan memperoleh apa-apa yang diangan-angankan antara lain lebih aktif, lebih berani dsb.
2. Emosioanal
Kelabilan emosi remaja pada masa pubertas dapat mendorong remaja melakukan kesalhan fatal. Pada masa -masa ini biasanya mereka ingin lepas dari ikatan aturan-aturan yang di berlakukan oleh orang tuanya. Padahal disisi lain masih ada ketergantungan sehingga hal itu berakibat timbulnya konflik pribadi.
Dalam upaya terlepas dari konfllik-pribadi itu, mereka mencari pelarian dengan menyalahgunakan narkotika, psykotropika maupun minuman keras atau obat berbahaya dengan tujuan berusaha untuk mengurangi keterangan atau agar lebih berani menentang kehendak dan aturan yang diberikan oleh orang tuanya.
3. Mental
Lemahnya mental seorang akan mudah untuk dipengaruhi perbuatan dan tindakan atau hal-hal yang negatif oleh lingkungan sekitarnya. Sehingga kesemua pengaruh negatif ini pada gilirannya menjurus kepada aktifitas penyalahgunaan narkotika, psykotropika maupun minuman keras atau obat berbahaya tidak dapat mengimbangi perilaku dalam lingkunganya dan dirinya merasa diasingkan .
F. Upaya pencegahan
Upaya pencegahan terhadap penyebaran
narkoba di kalangan pelajar, sudah seyogianya menjadi tanggung jawab kita
bersama. Dalam hal ini semua pihak termasuk orang tua, guru, dan masyarakat
harus turut berperan aktif dalam mewaspadai ancaman narkoba terhadap anak-anak
kita. Adapun upaya-upaya yang lebih kongkret yang dapat kita lakukan adalah
melakukan kerja sama dengan pihak yang berwenang untuk melakukan penyuluhan
tentang bahaya narkoba, atau mungkin mengadakan razia mendadak secara rutin.
Kemudian pendampingan dari orang tua siswa itu sendiri dengan memberikan
perhatian dan kasih sayang. Pihak sekolah harus melakukan pengawasan yang ketat
terhadap gerak-gerik anak didiknya, karena biasanya penyebaran (transaksi) narkoba
sering terjadi di sekitar lingkungan sekolah. Yang tak kalah penting adalah,
pendidikan moral dan keagamaan harus lebih ditekankan kepada siswa. Karena
salah satu penyebab terjerumusnya anak-anak ke dalam lingkaran setan ini adalah
kurangnya pendidikan moral dan keagamaan yang mereka serap, sehingga perbuatan
tercela seperti ini pun, akhirnya mereka jalani.
Oleh sebab itu, mulai saat ini, kita selaku pendidik, pengajar, dan sebagai orang tua, harus sigap dan waspada, akan bahaya narkoba yang sewaktu-waktu dapat menjerat anak-anak kita sendiri. Dengan berbagai upaya tersebut di atas, mari kita jaga dan awasi anak didik kita, dari bahaya narkoba tersebut, sehingga harapan kita untuk menelurkan generasi yang cerdas dan tangguh di masa yang akan datang dapat terealisasikan dengan baik
Oleh sebab itu, mulai saat ini, kita selaku pendidik, pengajar, dan sebagai orang tua, harus sigap dan waspada, akan bahaya narkoba yang sewaktu-waktu dapat menjerat anak-anak kita sendiri. Dengan berbagai upaya tersebut di atas, mari kita jaga dan awasi anak didik kita, dari bahaya narkoba tersebut, sehingga harapan kita untuk menelurkan generasi yang cerdas dan tangguh di masa yang akan datang dapat terealisasikan dengan baik
F.
Cara Pengobatan Narkoba
Pertolongan penderita Narkoba dimandikan dengan air hangat, minum banyak, makan- makanan bergizi dalam jumlah sedikit dan sering dan dialihkan perhatiannya dari narkoba.
Detoksifikasi adalah proses menghilangkan racun (zat narkotika atau adiktif lain) dari tubuh dengan cara menghentikan total pemakaian semua zat adiktif yang dipakai atau dengan penurunan dosis obat pengganti.
Setelah menjalani detoksifikasi hingga tuntas (tes urin sudah negatif), tubuh secara fisik memang tidak “ketagihan” lagi, namun secara psikis ada rasa rindu dan kangen terhadap zat tersebut masih terus membuntuti alam pikiran dan perasaan sang pecandu.
Pertolongan penderita Narkoba dimandikan dengan air hangat, minum banyak, makan- makanan bergizi dalam jumlah sedikit dan sering dan dialihkan perhatiannya dari narkoba.
Detoksifikasi adalah proses menghilangkan racun (zat narkotika atau adiktif lain) dari tubuh dengan cara menghentikan total pemakaian semua zat adiktif yang dipakai atau dengan penurunan dosis obat pengganti.
Setelah menjalani detoksifikasi hingga tuntas (tes urin sudah negatif), tubuh secara fisik memang tidak “ketagihan” lagi, namun secara psikis ada rasa rindu dan kangen terhadap zat tersebut masih terus membuntuti alam pikiran dan perasaan sang pecandu.
BAB III
PENUTUP
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Berdasarkan pembahasan dapat disimpulkan bahwa :
• Narkoba adalah barang yang sangat berbahaya dan bisa merusak susunan syaraf yang bisa merubah sebuah kepribadian seseorang menjadi semakin buruk
• Narkoba adalah sumber dari tindakan kriminalitas yang bisa merusak norma
dan ketentraman umu.
• Menimbulkan dampak negative yang mempengaruhi pada tubuh baik secara
fisik maupun psikologi
• Narkotika/ Narkoba merupakan singkatan dari Narkotika dan Obat/Bahan berbahaya yang telah populer beredar dimasyarakat perkotaan maupun di pedesaan, termasuk bagi aparat hukum.
• Jenis Narkotika yang sering disalahgunakan adalah morfin, heroin (putauw), petidin, termasuk ganja atau kanabis, mariyuana, hashis dan kokain
Berdasarkan pembahasan dapat disimpulkan bahwa :
• Narkoba adalah barang yang sangat berbahaya dan bisa merusak susunan syaraf yang bisa merubah sebuah kepribadian seseorang menjadi semakin buruk
• Narkoba adalah sumber dari tindakan kriminalitas yang bisa merusak norma
dan ketentraman umu.
• Menimbulkan dampak negative yang mempengaruhi pada tubuh baik secara
fisik maupun psikologi
• Narkotika/ Narkoba merupakan singkatan dari Narkotika dan Obat/Bahan berbahaya yang telah populer beredar dimasyarakat perkotaan maupun di pedesaan, termasuk bagi aparat hukum.
• Jenis Narkotika yang sering disalahgunakan adalah morfin, heroin (putauw), petidin, termasuk ganja atau kanabis, mariyuana, hashis dan kokain
B.
Saran
1. Mengingat perlunya kewaspadaan dikalangan para remaja khususnya bagi siswa SMA
2. Mengingat berbagai resiko yang dapat ditimbulkan menggunakan Narkoba maka diperlukan sebelum terlambat.
3. Lebih baik mencegah daripada mengobati
1. Mengingat perlunya kewaspadaan dikalangan para remaja khususnya bagi siswa SMA
2. Mengingat berbagai resiko yang dapat ditimbulkan menggunakan Narkoba maka diperlukan sebelum terlambat.
3. Lebih baik mencegah daripada mengobati
Daftar
Pustaka
Ahmad Amin, Buku Tentang Bahaya Narkoba, Bandung, Remaja Rosdakarya, 1991.
http://noerhayati.wordpress.com/2008/06/02/Narkoba+ Narkotika
http://web.netura.net.id/
http://wikipedia.com
http://en.wikipedia.org/wiki/Narcotic
http://www.pikiran-rakyat.com/
http://www.wawasandigital.com/
http://boyvirgojogja.blogspot.com
Ahmad Amin, Buku Tentang Bahaya Narkoba, Bandung, Remaja Rosdakarya, 1991.
http://noerhayati.wordpress.com/2008/06/02/Narkoba+ Narkotika
http://web.netura.net.id/
http://wikipedia.com
http://en.wikipedia.org/wiki/Narcotic
http://www.pikiran-rakyat.com/
http://www.wawasandigital.com/
http://boyvirgojogja.blogspot.com
0 komentar:
Posting Komentar