Kamis, 18 September 2014

resensi film



RESENSI FILM RUMAH TANPA JENDELA
resensi film

JUDUL RESENSI    : 'RUMAH TANPA JENDELA', Keindahan Dalam Kekuranga

JUDUL FILM           : Rumah tanpa jendela

GENRE                     : Drama musical
SUTRADARA          : Aditya Gumay
PENULIS                  : Aditya Gumay &  Adenin Adlan
PRODUSER              : Adenin Adlan
                                    : Seto Mulyadi
PRODUKSI               : Pt. Smaradhana Pro and Sanggar Ananda
TANGGAL RILIS   : 24 Februari 2011
DURASI                    : 100 menit


PEMAIN                    : Emir Mahira (Aldo)
: Dwi Tasya (Rara)
: Raffi Ahmad (Raga)
: Inggrid Widjanarko (simbok)
: Yuni Shara (Budhe Asih)
: Aswin Fabanyo (Pak Syahri)
: Alicia Djohar (Nyonya Ratna)
: Atie Kanser (Nek Aisyah)
: Varissa Camelia (Bu Alya)
SINOPSIS                  :
Film ini menceritakan tentang seorang anak yang bernama Rara dari keluarga yang kurang mampu. Rara bekerja sebagai tukang ojek payung . ia sangat menginginkan mempunyai sebuah jendela rumah, ia sangat menginginkan rumahnya mempunyai jendela untuk melihat kedunia luar. Hanya satu, ia menginginkan rumahnya mempunyai jendela walaupun hanya satu. Karena satu jendela pun sampai saat ini belum bisa ia dapatkan. Keinginan Rara itu menjadi virus yang menularkan keteman-temannya agar bisa mempunyai jendela rumah juga.

Suatu hari saat Rara sedang mengojek payung, ia tertabrak oleh mobil yang dikendarai oleh supirnya Aldo saat pulang dari sanggar lukis. Supir Aldo tidak melihat bahwa Rara sedang berada dibelakang mobil, sehingga saat mobilnya mundur Rara tertabrak dari belakang. Saat kejadian itu Rara menjadi kenal dan dekat dengan Aldo. Sampai Aldo mau menyumbangkan buku-buku bekas yang sudah tidak terpakai kesebuah perkampungan kumuh. Adam ikut mengantarkan Aldo menyumbangkan buku, disitu tidak sengaja Adam bertemu dengan ibu Alya dan lama kelamaan Adam menyukainya.
Raga, ayah Rara yang seorang penjual ikan hias dan tukang sol sepatu berusaha untuk mewujudkan impian anaknya untuk mempunyai jendela rumah. Karena ketiadaan biaya, Raga membuatkan jendela rumah hanya dalam bentuk lukisan. Rara sangat kecewa, karena jendela itu palsu. Hanya sebuah lukisan dan tidak bisa dibuka untuk melihat ke luar. Akhirnya Raga tetap berusaha untuk membahagiakan anaknya, ia menukarkan sebuah ikan ketukang kusen untuk ditukarkan dengan sebuah kusen jendela seperti apa yang Rara mau. Tetapi apa daya, kebakaran telah merenggut semuanya.
 
Bersamaan dengan kebakaran yang terjadi di Kampung Pulo tempat kediaman Rara dan ayahnya, Rara dan teman-temannya merayakan ulang tahun kakaknya Aldo yang bernama Andini. Kejutan dari Rara, teman-temannya dan nenek Aisyah justru membuat Andini marah besar. Ia tak menyukai itu semua.
Setelah kejadian itu, masalah muncul bertubi-tubi. Kepedihan yang mendalam dialami Rara, karena ayahnya meninggal dunia, Si Mbok masih koma dirumah sakit karena menderita TBC, Aldo pergi dari rumah karen ia tidak suka kepada ibunya yang telah menuduh Rara dan teman-temannya yang telah mencuri berlian ibunya. begitulah yang dialami para pemainnya. Semua berakhir sangat dramatis. Film ini benar-benar mengharukan dan penuh dengan air mata.

KELEBIHAN           :
Film ini memiliki cerita yang kuat dan nyaris sempurna karena semua scene terhubung dengan baik. Lagu-lagu dan polah polos anak-anak dalam setiap drama musikal yang muncul menambah keindahan dalam film ini. Alur yang dibawa film ini juga tertata dnegan baik, sehingga bisa menjaga emosi penonton sampai akhir. Untuk film keluarga, film ini sangat layak Anda tonton bersama dengan seluruh anggota keluarga. Karena pesan yang disampaikan selain kuat juga mudah dipahami
Film bergizi tinggi ini ibarat segelas air yang menyegarkan di tengah-tengah film-film dewasa amoral. Mengajarkan kita membuka jendela hati lebar-lebar agar mencintai sesama yang kekurangan, banyak bersyukur meskipun kehidupan nyaris hancur.
Lagu-lagu yang ditampilkan dalam film ini juga lumayan bagus, tidak hanya dalam segi aransemennya juga pada narasi liriknya yang inspiratif. Film ini juga berhasil menyajikan gambar-gambar indah melalui sudut pandang “tidak biasa” tapi “luar biasa”
KEKURANGAN      :
Pada adegan kebakaran, sebenarnya adegan kebakaran itu sudah mirip kebakaran betulan. Bekas-bekas yang ditinggalkan pun seperti bekas kebakaran betulan. Tapi, luka korban-nya justu kurang kelihatan. Dan juga penampilan Rara masih kurang mewakili anak-anak jalanan yang rata-rata dekil, rambut kusut. Rara di sini masih berambut panjang lurus hitam terawatt
UNSUR INSTRINSIK
Tema               : Impian, persahabatan, cinta dan keinginan mewujudkan harapan
Alur                 : maju-mundur
Latar                : Film ini mengambil Latar lokasi di Jakarta diantaranya: kampung kumuh kawasan Menteng Pulo Jakarta, rumah riri, rumah aldo, pusat perbelanjaan, jalanan, dll
Bahasa             : Bahasa Indonesia
Tokoh              : Emir Mahira (Aldo)
: Dwi Tasya (Rara)
: Raffi Ahmad (Raga)
: Inggrid Widjanarko (simbok)
: Yuni Shara (Budhe Asih)
: Aswin Fabanyo (Pak Syahri)
: Alicia Djohar (Nyonya Ratna)
: Atie Kanser (Nek Aisyah)
: Varissa Camelia (Bu Alya)
Penokohan      : Rara secara sosial emosional adalah anak yang baik, selalu ceria, mau melakukan  pekerjaan apapun untuk mendapatkan uang, tidak pernah bertengkar dengan temannya walaupun sering di ejek oleh temannya karena rara suka bermimpi untuk mempunyai jendela. Rara juga memiliki teman-teman yang baik dan rara adalah anak yang sopan kepada orang tuanya. Rara menangis ketika ayahnya meninggal dan neneknya di rawat dirumah sakit karena rumahnya terbakar.
: Aldo secara sosial emosional adalah anak yang baik, suka membantu orang-orang disekitarnya, memiliki inisiatif untuk menyumbangkan buku di sekolah singgah Rara dan teman-teman, aldo tidak pernah membedakan teman dari segi ekonomi, mau meminta maaf ketika ia merasa bersalah kepada kakaknya andini, selalu ingin berbuat baik agar ia dapat diterima oleh keluarga dan teman-temannya. tingkat emosi aldo memuncak ketika kakaknya andini dan Ibunya selalu menyalahkannya karena kekurangan sebagai anak yang cacat psikomotoriknya, aldo pergi dari rumah dan mencari Rara karena ia yakin bahwa hanya Rara yang dapat menerimanya.
: Nenek’Aldo adalah orang yang mampu berinteraksi tanpa membeda-bedakan, sangat mengerti dengan keadaan aldo, penuh kasih sayang, dan mau membantu Rara dan teman-temannya untuk menikmati masa kecil yang seharusnya berada dalam dunia bermain.
: Bu’Alya adalah seorang Guru di Sekolah Singgah tempat Rara dan teman-temannya belajar. Bu Alya orang yang baik mau membantu anak-anak untuk belajar tanpa menghiraukan gaji yang didapatnya sedikit karena dia beranggapan bahwa mengajar adalah panggilan dari hati bukan diukur dari seberapa besar gaji yang didapatkan.
: Ayah’Rara (Raga) adalah seorang ayah yang ingin mewujudkan impian anaknya, bekerja keras untuk mencukupi kebutuhan sehari-hari dan raga selalu memberikan nasihat-nasihat kepada rara lewat cerita yang diceritakannya, agar kita hidup harus selalu bersyukur dengan apa yang telah kita dapatkan dan miliki saat ini.
: Pak Syahri (ayah Aldo) adalah orang kaya yang mempunyai hati yang baik dan menerima aldo apa adanya, dan ia tidak pernah membedakan anaknya ataupun teman-teman aldo dari segi ekonomi.
: Ibu Syahri (Ibu Aldo) secara sosial emosional ia berteman dengan kumpulan ibu-ibu dari kalangan orang kaya, melihat orang dari segi penampilan dan malu memiliki anak seperti aldo dan kurang menerima teman-teman aldo.
: Adam (kakak laki-laki aldo), adam adalah kakak yang baik, ia mampu memberikan ketenangan kepada aldo ketika aldo mendapatkan perlakuan yang tidak baik dari kakaknya andini. Adam juga anak yang riang dan selalu membuat orang-orang disekitarnya tertawa.

: Andini (kakak perempuan aldo) secara sosial emosional ia tidak percaya diri dan malu karena teman-temannya tahu bahwa ia mempunyai adik yang aneh (cacat secara psikomotorik), dan ia selalu menyalahkan Aldo atas ketidaksempurnaannya.
: Peran pembantu seperti bu siti, pak tarjo, bibi asih, dan rio gebetan andini. Mereka semua menerima keadaan aldo dan rara dan tidak pernah membeda-bedakan.
Amanat           :
Film Rumah Tanpa Jendela sebuah karya yang sederhana dan inspiratif. Mengajak bangkit mereka yang terpuruk. Mengajak berbesar hati mereka yang kehilangan. Mengajak kita melihat juga potret sosial di tanah air. Selain, meluruskan keikhlasan untuk menerima semua pemberian Tuhan, sebagai sebuah anugerah, bagaimanapun kondisinya
UNSUR EKSTRINSIK
Nilai pendidikan         :
-          Mengajak penonton untuk selalu mengejar apa yang di impikan, tidak pernah putus asa dan selalu berusaha dalam menjalani hidup.
Nilai moral      :
-          Manusia hidup tidak pernah puas. Banyak hal yang membuat manusia selalu merasa kurang, berapa pun rejeki yang dimiliki
Nilai social      :
-          Dalam film ini banyak terdapat nilai social yaitu kesetian dalam menjalin persahabatandan ketentraman dalam keluarga.
-          Mari kita bersama membangun sebuah kondisi yang bisa saling menerima satu dengan yang lainnya tanpa membedakan, terima dan pandanglah mereka sebagai seseorang yang sempurna dari ketidaksempurnaannya.
Nilai keagamaan          :
-          Menunjukkan keikhlasan untuk menerima semua pemberian Tuhan, sebagai sebuah anugerah, bagaimanapun kondisiny

4 komentar:

Anonim mengatakan...

Bantuak tau lah resensi ko :\

gainortakach mengatakan...

Hotel Near Casino - Mapyro
Find all information and best 서귀포 출장마사지 deals of Casino - Hotel Near Casino in Laughlin, NV 양산 출장샵 on Mapyro. 남양주 출장안마 Las Vegas Strip Casino 안동 출장안마 Resort 845 속초 출장안마 Las Vegas Boulevard South.

Anonim mengatakan...

Cuy

Anonim mengatakan...

Badar