RESENSI FILM RUMAH TANPA JENDELA
resensi film
JUDUL RESENSI : 'RUMAH TANPA JENDELA', Keindahan Dalam Kekuranga
JUDUL FILM : Rumah tanpa jendela
GENRE : Drama
musical
SUTRADARA : Aditya Gumay
PENULIS
: Aditya
Gumay & Adenin Adlan
PRODUSER : Adenin
Adlan
: Seto Mulyadi
PRODUKSI : Pt.
Smaradhana Pro and Sanggar Ananda
TANGGAL
RILIS : 24
Februari 2011
DURASI : 100
menit
PEMAIN : Emir
Mahira (Aldo)
: Dwi
Tasya (Rara)
: Raffi Ahmad
(Raga)
: Inggrid
Widjanarko (simbok)
: Yuni Shara
(Budhe Asih)
: Aswin Fabanyo
(Pak Syahri)
: Alicia Djohar
(Nyonya Ratna)
: Atie Kanser
(Nek Aisyah)
: Varissa Camelia
(Bu Alya)
SINOPSIS :
Film ini menceritakan tentang
seorang anak yang bernama Rara dari keluarga yang kurang mampu. Rara bekerja
sebagai tukang ojek payung . ia sangat menginginkan mempunyai sebuah jendela
rumah, ia sangat menginginkan rumahnya mempunyai jendela untuk melihat kedunia
luar. Hanya satu, ia menginginkan rumahnya mempunyai jendela walaupun hanya
satu. Karena satu jendela pun sampai saat ini belum bisa ia dapatkan. Keinginan
Rara itu menjadi virus yang menularkan keteman-temannya agar bisa mempunyai
jendela rumah juga.
Suatu hari saat Rara sedang mengojek payung, ia tertabrak oleh mobil yang dikendarai oleh supirnya Aldo saat pulang dari sanggar lukis. Supir Aldo tidak melihat bahwa Rara sedang berada dibelakang mobil, sehingga saat mobilnya mundur Rara tertabrak dari belakang. Saat kejadian itu Rara menjadi kenal dan dekat dengan Aldo. Sampai Aldo mau menyumbangkan buku-buku bekas yang sudah tidak terpakai kesebuah perkampungan kumuh. Adam ikut mengantarkan Aldo menyumbangkan buku, disitu tidak sengaja Adam bertemu dengan ibu Alya dan lama kelamaan Adam menyukainya.
Suatu hari saat Rara sedang mengojek payung, ia tertabrak oleh mobil yang dikendarai oleh supirnya Aldo saat pulang dari sanggar lukis. Supir Aldo tidak melihat bahwa Rara sedang berada dibelakang mobil, sehingga saat mobilnya mundur Rara tertabrak dari belakang. Saat kejadian itu Rara menjadi kenal dan dekat dengan Aldo. Sampai Aldo mau menyumbangkan buku-buku bekas yang sudah tidak terpakai kesebuah perkampungan kumuh. Adam ikut mengantarkan Aldo menyumbangkan buku, disitu tidak sengaja Adam bertemu dengan ibu Alya dan lama kelamaan Adam menyukainya.
Raga, ayah Rara yang seorang penjual
ikan hias dan tukang sol sepatu berusaha untuk mewujudkan impian anaknya untuk
mempunyai jendela rumah. Karena ketiadaan biaya, Raga membuatkan jendela rumah
hanya dalam bentuk lukisan. Rara sangat kecewa, karena jendela itu palsu. Hanya
sebuah lukisan dan tidak bisa dibuka untuk melihat ke luar. Akhirnya Raga tetap
berusaha untuk membahagiakan anaknya, ia menukarkan sebuah ikan ketukang kusen
untuk ditukarkan dengan sebuah kusen jendela seperti apa yang Rara mau. Tetapi
apa daya, kebakaran telah merenggut semuanya.
Bersamaan dengan kebakaran yang
terjadi di Kampung Pulo tempat kediaman Rara dan ayahnya, Rara dan
teman-temannya merayakan ulang tahun kakaknya Aldo yang bernama Andini. Kejutan
dari Rara, teman-temannya dan nenek Aisyah justru membuat Andini marah besar.
Ia tak menyukai itu semua.
Setelah kejadian itu, masalah muncul
bertubi-tubi. Kepedihan yang mendalam dialami Rara, karena ayahnya meninggal
dunia, Si Mbok masih koma dirumah sakit karena menderita TBC, Aldo pergi dari
rumah karen ia tidak suka kepada ibunya yang telah menuduh Rara dan teman-temannya
yang telah mencuri berlian ibunya. begitulah yang dialami para pemainnya. Semua
berakhir sangat dramatis. Film ini benar-benar mengharukan dan penuh dengan air
mata.
KELEBIHAN :
Film ini memiliki
cerita yang kuat dan nyaris sempurna karena semua scene terhubung dengan baik.
Lagu-lagu dan polah polos anak-anak dalam setiap drama musikal yang muncul
menambah keindahan dalam film ini. Alur yang dibawa film ini juga tertata
dnegan baik, sehingga bisa menjaga emosi penonton sampai akhir. Untuk film keluarga,
film ini sangat layak Anda tonton bersama dengan seluruh anggota keluarga.
Karena pesan yang disampaikan selain kuat juga mudah dipahami
Film bergizi tinggi ini
ibarat segelas air yang menyegarkan di tengah-tengah film-film dewasa amoral.
Mengajarkan kita membuka jendela hati lebar-lebar agar mencintai sesama yang
kekurangan, banyak bersyukur meskipun kehidupan nyaris hancur.
Lagu-lagu yang
ditampilkan dalam film ini juga lumayan bagus, tidak hanya dalam segi
aransemennya juga pada narasi liriknya yang inspiratif. Film ini juga berhasil
menyajikan gambar-gambar indah melalui sudut pandang “tidak biasa” tapi “luar
biasa”
KEKURANGAN :
Pada adegan kebakaran,
sebenarnya adegan kebakaran itu sudah mirip kebakaran betulan. Bekas-bekas yang
ditinggalkan pun seperti bekas kebakaran betulan. Tapi, luka korban-nya justu
kurang kelihatan. Dan juga penampilan Rara masih kurang mewakili anak-anak
jalanan yang rata-rata dekil, rambut kusut. Rara di sini masih berambut panjang
lurus hitam terawatt
UNSUR
INSTRINSIK
Tema : Impian, persahabatan, cinta dan
keinginan mewujudkan harapan
Alur : maju-mundur
Latar : Film
ini mengambil Latar lokasi di Jakarta diantaranya: kampung kumuh kawasan
Menteng Pulo Jakarta, rumah riri, rumah aldo, pusat
perbelanjaan, jalanan, dll
Bahasa :
Bahasa Indonesia
Tokoh : Emir
Mahira (Aldo)
:
Dwi Tasya (Rara)
:
Raffi Ahmad (Raga)
:
Inggrid Widjanarko (simbok)
:
Yuni Shara (Budhe Asih)
:
Aswin Fabanyo (Pak Syahri)
:
Alicia Djohar (Nyonya Ratna)
:
Atie Kanser (Nek Aisyah)
:
Varissa Camelia (Bu Alya)
Penokohan : Rara secara sosial emosional
adalah anak yang baik, selalu ceria, mau melakukan pekerjaan apapun untuk mendapatkan uang,
tidak pernah bertengkar dengan temannya walaupun sering di ejek oleh temannya
karena rara suka bermimpi untuk mempunyai jendela. Rara juga memiliki
teman-teman yang baik dan rara adalah anak yang sopan kepada orang tuanya. Rara
menangis ketika ayahnya meninggal dan neneknya di rawat dirumah sakit karena
rumahnya terbakar.
: Aldo secara sosial emosional adalah anak
yang baik, suka membantu orang-orang disekitarnya, memiliki inisiatif untuk
menyumbangkan buku di sekolah singgah Rara dan teman-teman, aldo tidak pernah
membedakan teman dari segi ekonomi, mau meminta maaf ketika ia merasa bersalah
kepada kakaknya andini, selalu ingin berbuat baik agar ia dapat diterima oleh
keluarga dan teman-temannya. tingkat emosi aldo memuncak ketika kakaknya andini
dan Ibunya selalu menyalahkannya karena kekurangan sebagai anak yang cacat
psikomotoriknya, aldo pergi dari rumah dan mencari Rara karena ia yakin bahwa
hanya Rara yang dapat menerimanya.
: Nenek’Aldo adalah orang yang mampu
berinteraksi tanpa membeda-bedakan, sangat mengerti dengan keadaan aldo, penuh
kasih sayang, dan mau membantu Rara dan teman-temannya untuk menikmati masa
kecil yang seharusnya berada dalam dunia bermain.
: Bu’Alya adalah seorang Guru di Sekolah
Singgah tempat Rara dan teman-temannya belajar. Bu Alya orang yang baik mau
membantu anak-anak untuk belajar tanpa menghiraukan gaji yang didapatnya
sedikit karena dia beranggapan bahwa mengajar adalah panggilan dari hati bukan
diukur dari seberapa besar gaji yang didapatkan.
: Ayah’Rara (Raga) adalah seorang ayah yang
ingin mewujudkan impian anaknya, bekerja keras untuk mencukupi kebutuhan
sehari-hari dan raga selalu memberikan nasihat-nasihat kepada rara lewat cerita
yang diceritakannya, agar kita hidup harus selalu bersyukur dengan apa yang
telah kita dapatkan dan miliki saat ini.
: Pak Syahri (ayah Aldo) adalah orang kaya
yang mempunyai hati yang baik dan menerima aldo apa adanya, dan ia tidak pernah
membedakan anaknya ataupun teman-teman aldo dari segi ekonomi.
: Ibu Syahri (Ibu Aldo) secara sosial
emosional ia berteman dengan kumpulan ibu-ibu dari kalangan orang kaya, melihat
orang dari segi penampilan dan malu memiliki anak seperti aldo dan kurang
menerima teman-teman aldo.
: Adam (kakak laki-laki aldo), adam adalah
kakak yang baik, ia mampu memberikan ketenangan kepada aldo ketika aldo
mendapatkan perlakuan yang tidak baik dari kakaknya andini. Adam juga anak yang
riang dan selalu membuat orang-orang disekitarnya tertawa.
: Andini (kakak perempuan aldo) secara
sosial emosional ia tidak percaya diri dan malu karena teman-temannya tahu
bahwa ia mempunyai adik yang aneh (cacat secara psikomotorik), dan ia selalu menyalahkan
Aldo atas ketidaksempurnaannya.
: Peran pembantu seperti bu siti, pak
tarjo, bibi asih, dan rio gebetan andini. Mereka semua menerima keadaan aldo
dan rara dan tidak pernah membeda-bedakan.
Amanat :
Film Rumah Tanpa Jendela sebuah
karya yang sederhana dan inspiratif. Mengajak bangkit mereka yang terpuruk.
Mengajak berbesar hati mereka yang kehilangan. Mengajak kita melihat juga
potret sosial di tanah air. Selain, meluruskan keikhlasan untuk menerima semua
pemberian Tuhan, sebagai sebuah anugerah, bagaimanapun kondisinya
UNSUR
EKSTRINSIK
Nilai pendidikan :
-
Mengajak penonton untuk selalu mengejar
apa yang di impikan, tidak pernah putus asa dan selalu berusaha dalam menjalani
hidup.
Nilai moral :
-
Manusia hidup tidak pernah puas. Banyak hal yang
membuat manusia selalu merasa kurang, berapa pun rejeki yang dimiliki
Nilai social :
-
Dalam film ini banyak terdapat nilai social yaitu kesetian dalam menjalin persahabatandan
ketentraman dalam keluarga.
-
Mari kita
bersama membangun sebuah kondisi yang bisa saling menerima satu dengan yang
lainnya tanpa membedakan, terima dan pandanglah mereka sebagai seseorang yang
sempurna dari ketidaksempurnaannya.
Nilai keagamaan :
-
Menunjukkan keikhlasan untuk menerima semua pemberian
Tuhan, sebagai sebuah anugerah, bagaimanapun kondisiny
5 komentar:
Bantuak tau lah resensi ko :\
Hotel Near Casino - Mapyro
Find all information and best 서귀포 출장마사지 deals of Casino - Hotel Near Casino in Laughlin, NV 양산 출장샵 on Mapyro. 남양주 출장안마 Las Vegas Strip Casino 안동 출장안마 Resort 845 속초 출장안마 Las Vegas Boulevard South.
Cuy
Badar
Banyak banget cooo
Posting Komentar